Analisis Hukum Islam Terkait Tradisi Mangalojongkon Boru Dalam Perkawinan Masyarakat Mandailing
Keywords:
Mangalojongkon Boru, Hukum Islam, Perkawinan, Adat Mandailing, Syariat IslamAbstract
The tradition of mangalojongkon boru is one of the customs practiced in Mandailing marriages, where the groom elopes with the bride without the knowledge of the bride's family. This tradition holds deep social, cultural, and spiritual dimensions, yet in the context of Islamic law, various questions arise regarding the alignment of this practice with the principles of Sharia. This article aims to analyze the mangalojongkon boru tradition from an Islamic legal perspective, focusing on aspects relevant to religious teachings. The methodology used in this study is a qualitative approach, involving literature review and in-depth interviews with local cultural figures and religious scholars. The results show that while this tradition has positive meanings in strengthening social and family relationships, several elements need to be adjusted to align more closely with the principles of Islamic law, particularly concerning justice and the balance of rights and obligations in marriage. When understood wisely, this tradition can serve as a means of reinforcing religious and cultural values that are in harmony with Islamic principles.
Tradisi mangalojongkon boru merupakan salah satu adat yang dijalankan dalam perkawinan masyarakat Mandailing, dimana pengantin laki-laki membawa lari pengantin perempuan tanpa diketahui oleh keluarga perempuan. Tradisi ini memiliki dimensi sosial, budaya, dan spiritual yang mendalam, namun dalam konteks hukum Islam, muncul berbagai pertanyaan terkait kesesuaian praktik tersebut dengan prinsip-prinsip syariat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tradisi mangalojongkon boru dalam perspektif hukum Islam, dengan fokus pada aspek-aspek yang relevan dengan ajaran agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan studi literatur dan wawancara mendalam terhadap tokoh adat dan ulama setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tradisi ini memiliki makna positif dalam mempererat hubungan sosial dan kekeluargaan, terdapat beberapa elemen yang perlu disesuaikan agar lebih selaras dengan prinsip-prinsip hukum Islam, terutama terkait dengan aspek keadilan dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam pernikahan. Tradisi ini, apabila dipahami dengan bijak, dapat berfungsi sebagai sarana penguatan nilai-nilai agama dan budaya yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.
References
Afrizal, H. (2024). Perkawinan Adat Mangalua Pada Persfektif Hukum Islam Di Desa Karing Kecamatan Berampu Kabupaten Dairi. In Jurnal Taushiah FAI UISU (Vol. 13, Issue 2). repository.uisu.ac.id. https://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/2842
Al-Jaziri, A. (1990). Kitab al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah. Dar al-Kutub al- Ilmyah.
Al-Qurthubi, A. ’Abdullah M. bin A. bin A. B. A.-A. (2006). Al Jami’ Li Ahkami Al Qur’an (VI). AL-Resalah.
Alfian Kaunang dkk. (2023). Akibat Hukum Kawin Lari Berdasarkan Hukum Islam Dan UU Perkawinan ( Studi Kasus Kec . Tolinggula ). Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora Dan Seni, 1(2), 199–203. http://jurnal.minartis.com/index.php/jishs/article/view/710
An-Naisaburi, A.-I. A. H. M. bin al-H. al-Q. (2000). Shohih Muslim. Darussalam.
Dalimunthe, A. M. (2016). Eksistensi perkawinan adat pada masyarakat mandailing di kota medan. Premise Law Jurnal, 13, 1–17.
Dalimunthe, S. M. I. (2022). Dimensi Kualitas Perkawinan pada Pasangan Kawin Lari (Marlojong) Etnis Batak Mandailing Berdasarkan Karakteristik Responden di Kecamatan Halongonan …. repositori.usu.ac.id. https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/48717
Erfidah, H. (2023). PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG KAWIN MARLOJONG (Studi Kasus Di Desa Bonandolok Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. repository.uisu.ac.id. https://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/1681%0Ahttps://repository.uisu.ac.id/bitstream/123456789/1681/3/Chapter I%2CII.pdf
Hafsah, Yadi Harahap, M., & Nahari, L. (2021). Fenomena Perkawinan Malangkahi dalam Adat Mandailing Natal ditinjau Menurut Hukum Perkawinan di Indonesia. Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam Dan Pranata Sosial Islam, 09(1), 237–250. https://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/am/article/view/1590
Hamdani, F., & Fauzia, A. (2022). Tradisi Merariq dalam Kacamata Hukum Adat dan Hukum Islam. Jurnal Hukum Lex Generalis, 3(6), 433–447. https://doi.org/10.56370/jhlg.v3i6.245
Harahap, S. (2019). Tradisi takko binoto dalam perkawinan ditinjau menurut hukum islam (studi kasus di kelurahan langga payung kecamatan sungai kanan kabupaten labuhan batu selatan)”. etd.uinsyahada.ac.id. http://etd.uinsyahada.ac.id/1053/
Hatarongan, S. (2016). Kawin Lari Dalam Persepektif Hukum Islam (Studi) Kasus Di Desa Paraman Ampalu Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaraman Barat Sumater barat. In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents. repository.uinjkt.ac.id. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/45003
Hayana, H., & Mulyadi. (2022). Prosesi Pra Pernikahan Dalam Adat Mandailing Persfektif Hukum Islam. Asa, 4(1), 15–32. https://doi.org/10.58293/asa.v4i1.39
Hazrul Affandi, Hasir Budiman Ritonga, R. R. (2023). Mandailing And Angkola Semarga Marriage; Comparative Study Of Polemic Custom Law And Positive Law In Indonesia. Islamic Circle, 04(1), 83–95.
Heru S.P. Saputra, D. A., & Abu Bakar Ramadhan Muhamad, M. S. (2024). Kearifan Lokal: Representasi Tradisi Kawin Lari dalam Karya Sastra. In Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal (Vol. 3, Issue 2, pp. 240–265). https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arif/article/view/43283
Hidayat Tambunan, H., Sembiring, R., & Aprilyana Sembiring, I. (2023). Fenomena Marlojong Pada Masyarakat Hukum Adat Mandailing di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Locus Journal of Academic Literature Review, 2(6), 566–575. https://doi.org/10.56128/ljoalr.v2i6.195
Indonesia, K. A. R. (2014). Al- Qur’ân al- Karîm dan Terjemahannya. Halim.
Katsir, A. F. I. bin U. I. (1999). Tafsir Al qur’an Al ‘Adzhim (II). Daar Thoibah.
M.Fadhlan Is. (2022). Tradisi Marlonjong Menjadi Pertimbangan Hakim Dalam Pemberian Dispensasi Usia Nikah (Studi Kasus Pengadilan Agama Panyabungan). El-Ahli : Jurnal Hukum Keluarga Islam, 3(1), 66–86. https://doi.org/10.56874/el-ahli.v3i1.847
Nahari, L. (2021). Konsekuensi Hukum Terhadap Perkawinan Malangkahi Dalam Perkawinan Adat Mandailing Ditinjau Menurut Hukum Islam Dan Hukum Perkawinan Di Indonesia. repository.uinsu.ac.id. http://repository.uinsu.ac.id/12216/%0Ahttp://repository.uinsu.ac.id/12216/1/TESIS oleh Lailan Nahari.pdf
Pasaribu, M. P. (2022). Pandangan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sosa Julu Terhadap Larangan Seorang Istri Yang Kawin Lari Pulang Ke Rumah Orang Tuanya …. repository.uinsu.ac.id. http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/18104
Pulungan, R. (2018). Tor-tor Dalam Adat Upacara Adat Angkola. academia.edu. https://www.academia.edu/download/58687886/TORTOR_DALAM_UPACAR_ADAT_MANDAILING.pdf
Ritonga, R., & Dongoran, I. (2024). Relevansi Hukum Islam terhadap Pernikahan Adat MasyarakatMandailing di Desa Tanjung Julu. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab, 5(1), 198–212. https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/shautuna/article/view/44256
Tarigan, A. A., Nasution, S. A., & . Z. (2021). Model Penyelesaian Sengketa Mahar Berutang pada Masyarakat Mandailing Natal Sumatera Utara. Jurnal Mercatoria, 14(2), 1–15. https://doi.org/10.31289/mercatoria.v14i2.4930
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 HARISA: Jurnal Hukum, Syariah, dan Sosial

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.